Alfin Tuasalamony Sempat Tidak Percaya Ayahnya Pemain Sepakbola

Madura United FC - Pencinta sepakbola tentunya sudah banyak mengetahui tentang desa Tulehu, Salahutu, Maluku Tengah. Desa tersebut telah banyak mencetak atlet sepakbola profesional. Bahkan, setiap Tim Nasional (Timnas) Indonesia tampil di pentas publik, nama-nama pemain asal Tulehu tidak pernah absen.

Di Madura United, terdapat salah satu pemain asal Kampung Sepakbola tersebut. Yakni, Alfin Ismail Tuasalamony. Alfin bergabung Laskar Sape Kerrab sejak awal tahun 2020.

Tingginya semangat Alfin dalam dunia sepakbola tidak terlepas dari kondisi Tulehu; mayoritas masyarakatnya mencintai sepakbola. Lebih dari itu, Alfin juga memiliki seorang ayah yang dulunya pernah bermain sepakbola di kampung halamannya. Bahkan, kerap membela desa dalam setiap kompetisi.

Menurut Alfin, sejak di sekolah dasar (SD), dirinya sudah sering melakoni kegiatan sepakbola dengan teman seusianya. Selepas sekolah, pantai yang ada di Tulehu kerap ia jadikan sebagai tempat bermain bola sampai menjelang petang.

“Karena sudah banyak teman saya yang ikut sekolah sepakbola (SSB), akhirnya saya masuk SSB Tulehu,” ungkapnya, Kamis (22/10/2020).

Di SSB Tulehu, dia mulai bermain dengan Rizky Pellu, Hendra Adi Bayauw, Ricky Ohorella, dan masih banyak yang lainnya. Ia mulai banyak mengetahui tentang sepakbola saat berada di sana.

Pada tahun 2005, SSB Tulehu dapat menjuarai turnamen yang ada di Ambon di usia 15, sehingga mengantarkan Alfin dengan SSB Tulehu untuk mewakili Maluku Tengah, hingga juara.

Setelah itu, pada tahun 2006, akhirnya Alfin dipanggil untuk mengikuti seleksi Timnas U-16. Darinya, ia dikirim ke Uruguay selama empat tahun.

Pada tahun keempat, saat berlatih di Belgia dengan kualitas bermain yang bagus, akhirnya Alfin dipanggil pelatih klub CS Visé Belgia Devisi 2. Ia bermain di sana dari tahun 2011 sampai 2013.

Alfin masuk klub profesional pertama saat di Belgia. Yakni, dengan bergabung CS Visé pada tahun 2011 sampai 2013. Setelah itu, dirinya pulang ke tanah air dan bergabung dengan klub sepakbola di tanah air, Persebaya Surabaya pada tahun 2013 sampai 2014, Persija Jakarta pada tahun 2014 sampai 2016, Pusamania Borneo FC pada tahun 2016 sampai 2017, Sriwijaya FC pada tahun 2017 sampai 2018, Arema FC pada tahun 2018, dan Madura United pada tahun 2020.

Saat berada di Persija Jakarta, pernah mengalami kecelakaan saat keluar dari mesin ATM; dirinya tertabrak mobil yang mengakibatkan kaki kirinya patah sehingga harus menjalani operasi; tidak bisa bermain bola dalam jangka waktu setahunan.

Tapi meski demikian, dia tak patah arang untuk sembuh. Sehingga, bisa kembali bermain sepakbola.

Sebelumnya, riwayat karir sepakbola junior ia pernah berkiprah di Deportivo Indonesia di tahun 2008 sampai 2011, Tim Nasional U-17 dari tahun  2007 sampai 2008, Tim Nasional U-19 pada tahun 2009, dan Tim Nasional U-23 pada tahun 2013.

Sempat tidak percaya saat diberitahu bahwa ayahnya pernah menjadi pemain sepakbola, tapi dirinya mulai percaya saat melihat foto-foto ayahnya saat menjuarai sepakbola di kotanya.

“Setelah saya percaya, ayah saya membelikan sepatu pertama kali saat mau masuk SSB Tulehu,” pungkasnya.***